Rabu, 26 Oktober 2016

Cara Efektif Meningkatkan PRODUCT CAPACITY

Methode-methode untuk meningkatkan Kapasitas Produksi.
Pertanyaanya : Perlukah Methode tersebut diterapkan untuk Industri seperti JPP ? Mengingat bahwa :
- JPP adalah sebagai Divisi Suporting bagi Perusahaan Induk (Pupuk Kaltim)
- JPP berproduksi berdasarkan Order, bukan berproduksi untuk Stock (JPP belum membuka Market/pasar lebih luas diluar, tidak membuka outlet, tidak menawarkan melalui media sosial dll)



Oke...tetapi pembahasan ini rasanya perlu juga sebagai bahan pertimbangan, sebagai pengetahuan atau mungkin memang sangat dibutuhkan bagi perusahaan lain yang bergerak dalam bidang industri. Saya akan menjelaskan dengan cara yang paling sederhana bagaimana cara meningkatkan kapasitas produksi yang efektif, mari kita lihat persamaan dibawah.


Indikator/faktor-faktor produksi diatas adalah umum digunakan, biasa kita dengar 5 faktor produksi. Ada  faktor Manusia, Material, metode Kerja, Machine, dan Lingkungan.
Jika di terjemahkan dalam persamaan Matematis menjadi :

                                                                Vp = f {Mn,Ml,Mt,Mc,E}

Peningkatan Capasitas Produksi sebagai variabel terikat merupakan fungsi dari beberapa variabel bebas seperti  faktor Manusia, Material, Methode, machine, dan Environmnet.
Ke-5 faktor ini tidak memiliki bobot atau prosentase yang sama. Inilah yang akan saya share dengan anda. Ada kalanya orang produksi terjebak dengan faktor-faktor ini tanpa tahu mana yang sebenarnya menjadi prioritas. Apapun level anda dalam strukur organisasi produksi, Manager, Supervisor, atau Grup Leader. Pastikan baca paparan dibawah ini.

FAKTOR-FAKTOR  TIDAK PRIORITAS

1. ENVIRONTMENT
    Dengan mengoptimalkan luas ruang, tata letak dan alur gerakan material, sebenarnya faktor ini sudah tidak bisa diupgrade lagi sampai ada investasi baru. Jika anda yakin lay out mesin saat ini merupakan model terbaik, dalam hal aliran bahan/material, gerakan operator, dan aliran proses, lupakan faktor ini.

2. MATERIAL
   Faktor ini, memiliki kontribusi kegagalan proses yang termat kecil dan jika ditemukan bukannya sudah jelas dimana titik masalahnya, yaitu suplier. Jadi tidak perlu dipikirkan

3. MAN / MANUSIA
  Sebagai orang produksi, kita harus siap dengan segala situasi di Indonesia. Penggunaan Tenaga kerja Kontrak menyebabkan derasnya arus pergantian personel.  Hampir tidak ada yang bisa lakukan apapun sekarang. Artinya dengan orang barupun operasional produksi harus tetap berjalan dengan baik. Mind set ini akan memberikan ketahanan terhadap kondisi perubahan tenaga kerja. Secara alamiah seluruh leader di produksi jika memiliki mind set yang sama akan mengkondisikan semua operasi, mulai dari prosedure kerja, standard mutu, dll menjadi mudah dimengerti dan dipahami oleh operator baru.
FAKTOR-FAKTOR  PRIORITAS PENGEMBANGAN

1. METHODE KERJA
   Faktor ini penting untuk menutup kekurangan di faktor Man/Manusia tadi. Kita tidak menjadikan faktor Man sebagai prioritas perhatian dan pengembangan, namun harus diimbangi dengan faktor Metode Kerja.  Metode Kerja merupakan Semua hal terkait dengan prosedure, aturan, standard dll yang digunakan sebagai acuan dalam operasional kerja.
Bagaimana caranya orang dengan status kontrak, baru masuk bisa mengoperasikan mesin dengan benar dan aman.

     Perusahaan harus memiliki sistem untuk operator baru. Misal sistem ini terdiri dari dari fase indoor trainning dan semua modul dalam 2 hari, lalu praktik langsung dalam pengawasan. Dimesin sudah dilengkapi panduan-panduan visual untuk mempermudah dalam operasional dan pengecekan quality.
Temukan cara paling mudah untuk memahami proses, buat dokumentasi visualnya, lalu jadikan buku panduan bagi mereka. Didalamnya sudah ada mengenai standard safety, cara operasional mesin, dan gambaran umum item. Pasti ini akan mempercepat mereka dalam operasional mesin.




2. FAKTOR MESIN
  Inilah faktor yang paling atas, dan mutlak anda mengerti. Anda pernah dengar Hukum Pareto 80:20, bunyinya seperti ini, 20% Action akan memberikan 80% hasil.
Inilah yang di maksudkan, faktor inilah 20% anda. Pertanyaannya Apakah leader produksi harus mengerti mesin? Jawabannya, Ya!

Pemahaman mengenai permesinan, menjadi kompetensi Dasar bagi leader produksi.  Ibarat Pemancing syarat kompetensinya ya bisa menggunakan Joran, atau Pembalap bisa menyetir. Pemahaman akan mesin akan memberikan sense, kekuatan dan visi dalam diri leader produksi.

Misal ada aliran proses seperti dibawah

Silahkan dilihat di Neck Diagram, Pada Titik C, capasitas hanya 70 Pcs/Day. Artinya Jalur proses ini hanya menghasilkan 70 pcs/Day, meski aktualnya ada mesin yang memiliki capasitas 200 pcs/Day.
Biasanya Response normal produksi akan mengarah ke faktor Man untuk meningkatkan titik ini. Dan hasilnya, tentu tidak significan. Adapun kenaikannya karena anda melakukan improve di faktor Methode Kerja.
Kerahkan fokus dan pengembangan pada mesin. Analisa terlebih dahulu apakah capasitas kecil ini karena faktor Down time yang tinggi, atau memang Cycle Time mesin yang rendah.Tentunya kedua faktor ini memiliki treatment yang berbeda.
Anda harus lebih dekat dengan orang-orang Teknik dan Maintenance. Ini yang saya maksud, keterlibatan anda sebagai leader kedalam aktivitas mereka akan memberikan motivasi tersendiri bagi bagian Teknik. Posisikan mereka pada garis paling depan dalam pasukan anda.
Perhatikan kemampuan bagian Teknik anda, apakah  sudah mencukupi untuk melakukan improvement. Jika anda rasa belum, lakukan recruitment baru dengan spesifikasi kompetensi yang lebih kuat, baik dari pendidikan maupun ekperience. Jika Team Teknik anda sudah menguat, secara continually, Peningkatan kapasitas Produksi  akan terus berlangsung.
Setelah   Mesin C di Upgrade dan menghasilkan Capasitas 110 Pcs/Day, maka Neck process  berpindah ke Mesin A, begitu seterusnya. Hingga mesin berada di capasitas dan utilisasi  maksimum, saatnya untuk melakukan Investasi pembelian mesin baru.


Good Luck !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar