PENGERTIAN PROYEK
- Proyek adalah
suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang dibatasi oleh waktu, dan sumberdaya yang terbatas (Ilmu Manajemen
Konstruksi, 1998).
- Proyek pada hakekatnya adalah proses mengubah sumberdaya,
dan dana tertentu secara terorganisasi menjadi hasil pembangunan yang mantap
sesuai dengan tujuan dan harapan– harapan awal dengan menggunakan anggaran dana
serta sumberdaya yang tersedia dalam jangka waktu tertentu (Dipohusodo, 1996).
- Proyek dapat pula diartikan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan serta umumnya berlangsung dalam waktu tertentu dimana menpunyai
awal dan akhir aktivitas yang jelas (PT BNI–LPM ITB, 1995).
CIRI-CIRI PROYEK
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja
akhir. Bersifat sementara, dimulai dari awal proyek dan diakhiri dengan akhir
proyek, serta mempunyai jangka waktu terbatas. Jumlah biaya, sasaran jadual
serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan. Non rutin,
tidak berulang–ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek
berlangsung. Jadi tidak ada dua atau lebih proyek yang identik, tetapi proyek
yang sejenis. Perbandingan Proyek-Operasional Kegiatan Proyek: ·
· · · · · · Mewujudkan sistem yang belum ada. Bercorak dinamis, non
rutin Siklus proyek relatif pendek. Intensitas kegiatan dalam periode siklus
proyek berubah–ubah. Kegiatan harus diselesiakan berdasarkan anggaran, dan
jadual yang telah ditentukan. Terdiri dari bermacam–macam kegiatan yang
memerlukan berbagai disiplin ilmu. Keperluan sumberdaya berubah baik macam
maupun volumenya. Kegiatan Operasional: · · · · · Mendayagunakan sistem yang telah
ada. Berulang–ulang, rutin. Berlangsung dalam jangka panjang. Intensitas
kegiatan relatif sama. Batasan anggaran dan jadual tidak setajam dalam proyek. ·
·
Macam kegiatan tidak terlalu banyak. Macam dan volume kebutuhan sumber daya relatif konstan. Hubungan Biaya-Waktu-Mutu Hubungan Biaya-Waktu-Mutu Hubungan antara biaya, waktu dan mutu atau disebut triple constraints (Soeharto, 1995) saling berkaitan serta berpengaruh satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasan ketiga aspek tersebut adalah: · · · Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi kemampuan atau dana yang dimiliki. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Apabila hasil akhir sadalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan. Mutu produk harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan, sehingga mampu memenuhi target yang dimaksud (fit for the intended use). Project Life Cycle
Aspek Feasibility Study Menjamin tercapainya sasaran pokok proyek, maka memerlukan suatu penelitian dan evaluasi secara menyeluruh berbagai aspek (feasibility study) terhadap rencana keberadaan proyek. Secara garis besar menyangkut aspek–aspek teknis, yuridis, sosial dan ekonomis. Aspek teknis yaitu meneliti, dan mengevaluasi apakah memungkinkan menggunakan teknologi yang ada untuk mencapai hasil yang diinginkan. Bilamana memang dapat dicapai dengan menggunakan teknologi yang ada, maka proyek tersebut bisa (layak) untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Aspek yuridis yaitu meneliti, serta mengevaluasi apakah hasil yang diinginkan dibenarkan oleh peraturan hukum yang berlaku. Bilamana memang dibenarkan oleh peraturan hukum yang berlaku, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Aspek sosial yaitu meneliti, dan mengevaluasi dampak sosial yang ditimbulkan selama proses pelaksanaan maupun oleh hasil produk itu sendiri. Bila memang hasil proyek akan memberikan dampak sosial yang positif, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bilamana akan memberikan dampak sosial yang negatif, maka proyek tersebut tidak bisa untuk dilaksanakan. Aspek ekonomis yaitu meneliti, dan mengevaluasi apakah hasil yang dicapai tersebut memang menguntungkan secara ekonomis. Bila memang menguntungkan, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
Macam kegiatan tidak terlalu banyak. Macam dan volume kebutuhan sumber daya relatif konstan. Hubungan Biaya-Waktu-Mutu Hubungan Biaya-Waktu-Mutu Hubungan antara biaya, waktu dan mutu atau disebut triple constraints (Soeharto, 1995) saling berkaitan serta berpengaruh satu dengan yang lainnya. Adapun penjelasan ketiga aspek tersebut adalah: · · · Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi kemampuan atau dana yang dimiliki. Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Apabila hasil akhir sadalah produk baru, maka penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan. Mutu produk harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang dipersyaratkan, sehingga mampu memenuhi target yang dimaksud (fit for the intended use). Project Life Cycle
Aspek Feasibility Study Menjamin tercapainya sasaran pokok proyek, maka memerlukan suatu penelitian dan evaluasi secara menyeluruh berbagai aspek (feasibility study) terhadap rencana keberadaan proyek. Secara garis besar menyangkut aspek–aspek teknis, yuridis, sosial dan ekonomis. Aspek teknis yaitu meneliti, dan mengevaluasi apakah memungkinkan menggunakan teknologi yang ada untuk mencapai hasil yang diinginkan. Bilamana memang dapat dicapai dengan menggunakan teknologi yang ada, maka proyek tersebut bisa (layak) untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Aspek yuridis yaitu meneliti, serta mengevaluasi apakah hasil yang diinginkan dibenarkan oleh peraturan hukum yang berlaku. Bilamana memang dibenarkan oleh peraturan hukum yang berlaku, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan, dan sebaliknya. Aspek sosial yaitu meneliti, dan mengevaluasi dampak sosial yang ditimbulkan selama proses pelaksanaan maupun oleh hasil produk itu sendiri. Bila memang hasil proyek akan memberikan dampak sosial yang positif, maka proyek tersebut layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya, bilamana akan memberikan dampak sosial yang negatif, maka proyek tersebut tidak bisa untuk dilaksanakan. Aspek ekonomis yaitu meneliti, dan mengevaluasi apakah hasil yang dicapai tersebut memang menguntungkan secara ekonomis. Bila memang menguntungkan, maka proyek layak untuk dilaksanakan.
JENIS PROYEK KONSTRUKSI
Bangunan gedung, seperti rumah, kantor, atau pabrik.
Bangunan gedung bercirikan: § · · · Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau
tinggal. Pekerjaan dilakukan pada lokasi yang relatif kecil dan kondisi pondasi
umumnya sudah diketahui. Manajemen terutama dibutuhkan untuk progressing
pekerjaan. Bangunan sipil, seperti jalan, jembatan, bendungan dan infrastruktur
lainnya. Bangunan sipil bercirikan: · · · Proyek konstruksi dilaksanakan
untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia. Pekerjaan
dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi sangat
berbeda satu sama lain dalam suatu proyek, tergantung kondisi di lapangan.
Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Selain itu, proyek konstruksi
dapat dibagi jika ditinjau dari beberapa aspek: · Ditinjau dari jangka waktu
penyelesaian. · · ·
Ditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai. Ditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan. Ditinjau dari pengguna langsung hasil proyek. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari jangka waktu penyelesaian: · · Proyek jangka pendek, yaitu proyek yang harus selesai dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Misalnya proyek penambahan ruangan–ruangan kantor perusahaan, rehabilitasi bangunan gedung kampus, proyek pemasnagan jaringan telepon dan sebagainya. Proyek jangka panjang, yaitu proyek yang jangka waktu penyelesaiannya lebih dari satu tahun. Misalnya proyek pembangunan bendungan, proyek pembangunan jembatan jalan raya, proyek pembangunan mal, dan sebagainya. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai: · · Proyek fisik, yaitu proyek yang menghasilkan sesuatu wujud barang. Misalnya proyek pembngunan masjid, proyek pembangunan gedung sekolah, dan lain–lain. Proyek non fisik, yaitu proyek yang menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud (jasa), dapat berupa proyek penelitian, design. Misalnya penelitian pasar dan konsumen suatu perusahaan, proyek penelitian kekayaan hasil laut, dan sebagainya. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan: · · Proyek sendiri, yaitu proyek yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya suatu instansi yang melakukan sendiri proyek rehabilitasi bangunan kantornya. Proyek pesanan, yaitu proyek yang dijalankan untuk kepentingan pihak lain dalam hal ini pihak pemesan. Misalnya sebuah kontraktor yang melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan jembatan atas permintaan Dinas Bina Marga. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari pengguna langsung hasil proyek: · · Proyek pribadi (mikro), yaitu proyek yang secara langsung hanya akan dinikmati hasilnya oleh satu pihak saja. Proyek semacam ini misalnya proyek–proyek untuk kepentingan suatu perusahaan dengan contoh pergantian mesin, penambahan mesin, pembangunan gedung, dan sebagainya. Proyek sosial kemasyarakatan (makro), yaitu proyek yang secara langsung akan dinikmati hasilnya oleh banyak pihak atau kepentingan masyarakat luas. Proyek semacam ini misalnya pengadaan jaringan dan saluran irigasi, penyediaan air bersih, dan sebagainya.
Ditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai. Ditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan. Ditinjau dari pengguna langsung hasil proyek. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari jangka waktu penyelesaian: · · Proyek jangka pendek, yaitu proyek yang harus selesai dalam jangka waktu satu tahun atau kurang. Misalnya proyek penambahan ruangan–ruangan kantor perusahaan, rehabilitasi bangunan gedung kampus, proyek pemasnagan jaringan telepon dan sebagainya. Proyek jangka panjang, yaitu proyek yang jangka waktu penyelesaiannya lebih dari satu tahun. Misalnya proyek pembangunan bendungan, proyek pembangunan jembatan jalan raya, proyek pembangunan mal, dan sebagainya. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari bentuk hasil yang ingin dicapai: · · Proyek fisik, yaitu proyek yang menghasilkan sesuatu wujud barang. Misalnya proyek pembngunan masjid, proyek pembangunan gedung sekolah, dan lain–lain. Proyek non fisik, yaitu proyek yang menghasilkan sesuatu yang tidak berwujud (jasa), dapat berupa proyek penelitian, design. Misalnya penelitian pasar dan konsumen suatu perusahaan, proyek penelitian kekayaan hasil laut, dan sebagainya. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari untuk siapa proyek dikerjakan: · · Proyek sendiri, yaitu proyek yang dijalankan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya suatu instansi yang melakukan sendiri proyek rehabilitasi bangunan kantornya. Proyek pesanan, yaitu proyek yang dijalankan untuk kepentingan pihak lain dalam hal ini pihak pemesan. Misalnya sebuah kontraktor yang melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan jembatan atas permintaan Dinas Bina Marga. Jenis proyek konstruksi ditinjau dari pengguna langsung hasil proyek: · · Proyek pribadi (mikro), yaitu proyek yang secara langsung hanya akan dinikmati hasilnya oleh satu pihak saja. Proyek semacam ini misalnya proyek–proyek untuk kepentingan suatu perusahaan dengan contoh pergantian mesin, penambahan mesin, pembangunan gedung, dan sebagainya. Proyek sosial kemasyarakatan (makro), yaitu proyek yang secara langsung akan dinikmati hasilnya oleh banyak pihak atau kepentingan masyarakat luas. Proyek semacam ini misalnya pengadaan jaringan dan saluran irigasi, penyediaan air bersih, dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar