Pada tulisan sebelumnya telah di
uraikan hal-hal yang harus dilakukan sebelum mulai menyusun anggaran (budget)
proyek, yaitu :
1. Mempelajari dokumen kontrak
secara seksama dan memahami scope of work atau pembagian tanggung jawab antara
kontraktor dan pemilik proyek (owner).
2. Membuat work breakdown structure
(WBS) dari proyek yang akan dikerjakan.
3. Menyusun struktur organisasi dari
team yang akan diterjunkan untuk menangani proyek.
4. Menentukan cost breakdown
structure (CBS) dari anggaran yang akan disusun.
Dalam menyampaikan cara penyusunan
anggaran proyek ini, kita coba melihat kontrak proyek milik PT Truba Jurong Engineering,
yaitu saat mendapatkan kontrak pekerjaan konstruksi paket Boiler dari Mitsui Engineering
and Shipbuilding. Selama 2 tahun saya mendapat penugasan dalam proyek tersebut.
Work breakdown structure dari proyek
konstruksi Boiler PLTU Asam Asam dapat diuraikan menjadi pekerjaan-pekerjaan
sbb :
WBS-01 Boiler House Steel Structure
WBS-02 Boiler Pressure Parts
WBS-03 Auxiliary Equpments
WBS-04 Ducting and Raw Coal Silo
WBS-05 Boiler Piping
WBS-06 Electrostatic Precipitator
WBS-07 Chimney
WBS-08 Electrical & Control Instruments
WBS-09 Insulation & Refractory
WBS-10 Painting
WBS-11 Material Handling
WBS-12 Site Management
WBS-02 Boiler Pressure Parts
WBS-03 Auxiliary Equpments
WBS-04 Ducting and Raw Coal Silo
WBS-05 Boiler Piping
WBS-06 Electrostatic Precipitator
WBS-07 Chimney
WBS-08 Electrical & Control Instruments
WBS-09 Insulation & Refractory
WBS-10 Painting
WBS-11 Material Handling
WBS-12 Site Management
Perlu diketahui bahwa dalam anggaran
proyek dikenal apa yang namanya biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak
langsung (indirect cost).
Direct cost adalah biaya untuk
pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang
menghasilkan progress secara langsung. Contohnya adalah biaya yang diperlukan
untuk menggaji fitter dan tukang las, untuk pembelian kawat dan sewa mesin las
yang dipakai untuk pekerjaan pemasangan pipa main steam yang menghubungkan
boiler dan steam turbune.
Sementara indirect cost adalah biaya
yang diperlukan untuk pengadaan sumber daya bagi aktivitas proyek yang tidak
langsung menghasilkan progress. Contohnya adalah gaji untuk staff bagian
Keuangan. Meskipun tanpa staff bagian Keuangan aktivitas proyek tidak akan bisa
berjalan, tetapi segala aktivitasnya tidak pernah diperhitungkan dalam
perhitungan progress proyek.
Singkat kata direct cost adalah
biaya untuk aktivitas yang langsung menghasilkan progress, sementara indirect
cost adalah biaya untuk aktivitas yang bersifat mendukung pekerjaan-pekerjaan
penghasil progress.
Team yang memiliki budget direct
cost biasa dikenal dengan production atau construction team. Sementara lainnya
dikenal sebagai supporting team. Dari uraian WBS di atas, WBS-01 sampai WBS-11
adalah construction team. Sedangkan supporting team yang dikumpulkan dalam
WBS-12 biasanya terdiri atas seksi-seksi : project planing & control,
quality control, safety, finance & inventory, purchasing dan personalia
(HRD). Jika digambarkan dalam struktur organisasi, maka akan didapatkan bagan
sbb :
Langkah selanjutnya adalah
menentukan cost breakdown structure (CBS) dari anggaran yang akan disusun.
Setelah mempelajari kontrak dengan seksama, diputuskan untuk membuat budget
dengan pos-pos anggaran sbb :
A Direct dan Indirect Labor
B Contractor Staff
C Construction Equipments
D Tools
E Consumables
F Sub Contracting Cost
G Mobilization & Demobilization
H Temporary Facilities
I Site Operation Cost
B Contractor Staff
C Construction Equipments
D Tools
E Consumables
F Sub Contracting Cost
G Mobilization & Demobilization
H Temporary Facilities
I Site Operation Cost
Kini kita pun siap untuk mulai
menyusun anggaran proyek. Pada umumnya penyusunan budget proyek dilakukan atas
dasar data-data performance dari proyek sebelumnya. Untuk itu team penyusun
budget sebaiknya memiliki pengalaman sudah pernah mengelola proyek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar