PENGERTIAN
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Ketika mengatur anggaran keuangan tiap bulan, pernahkah Anda
menyisihkan sedikit uang untuk mengantisipasi pengeluaran-pengeluaran tidak
terduga? Jika Anda pernah melakukannya, maka Anda adalah tipe orang yang selalu
‘sedia payung sebelum hujan’.
Saat ini mulai banyak orang yang mengatur anggaran
keuangannya dengan sangat detail. Mereka biasanya telah membagi keuangan mereka
ke dalam kategori-kategori pengeluaran yang rutin mereka lakukan setiap bulan.
Misalnya saja, anggaran untuk makan, bensin, hingga anggaran untuk cicilan
rumah atau mobil. Sayangnya, belum banyak orang yang memasukkan kategori
“pengeluaran tidak terduga” dalam anggarannya. Padahal, menganggarkan biaya
tidak terduga dalam keuangan merupakan hal yang penting sebagai upaya menjaga
kondisi keuangan Anda agar tetap stabil.
Persiapan anggaran pengeluaran tidak terduga tidak hanya
penting untuk dilakukan dalam penyusunan anggaran rumah tangga, namun penting
pula untuk dilakukan oleh perusahaan. Istilah yang tepat untuk menyebut
pengeluaran-pengeluaran tidak terduga sebuah perusahaan adalah biaya overhead
pabrik.
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah
biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga
kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen
lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak
langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga
fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
PENGGOLONGAN
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita
harus bisa menggolongkan biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya
penggolongan, kita akan lebih mudah dalam menentukan seberapa besar anggaran
yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya overhead pabrik sesuai dengan
usaha di perusahaan kita. Biaya overhead pabrik dapat digolongkan ke dalam tiga
kriteria, yakni:
1. Penggolongan biaya overhead pabrik
menurut sifatnya
Berdasarkan sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi
menjadi:
a. Biaya bahan penolong
Bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang
tidak menjadi bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil
dibandingkan harga keseluruhan produk.
b. Biaya tenaga kerja tak langsung
Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead
pabrik adalah tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan
secara langsung kepada produk.
c. Biaya reparasi dan pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya
overhead pabrik adalah biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai
(factory supplies), dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk
keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat
perusahaan lainnya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik
menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi.
Penggolongan biaya overhead pabrik yang selanjutnya dibagi
berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi.
Perilaku biaya overhead pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan:
a. Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik
yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
b. Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead
pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.
c. Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead
pabrik yang berubah namun tidak sebanding dengan perubahan volume produksi.
Untuk memudahkan penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead
pabrik semivariabel akan dipecah menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya
variabel.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik
menurut hubungannya dengan departemen.
Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki
departemen lain yang dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan
hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam perusahaan, biaya
overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct
departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam
sebuah departemen dan manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen
tersebut.
b. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect
departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya
dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
METODE
PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK
Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan
perlu memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan.
Terdapat tiga alternatif yang dapat perusahaan digunakan untuk menentukan tarif
biaya overhead pabrik, yaitu:
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik
untuk pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal
sampai akhir proses.
2. Departemental Rate / Tarif
Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk
setiap tahapan atau departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif
biaya overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang
ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap
Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk
setiap aktivitas yang terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal
dengan Activity Based Costing (ABC).
MENGHITUNG
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Untuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat
tahap-tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Menyusun anggaran biaya overhead
pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada
volume kegiatan yang akan dilaksanakan di masa depan.
2. Memilih dan menaksir dasar
pembebanan biaya overhead pabrik
Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat
dipilih berdasarkan satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin. Sementara itu faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam pembebanan biaya overhead pabrik antara lain:
a. Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan
jumlahnya dalam departemen produksi
b. Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang
dominan tersebut dan hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
c. Menghitung tarif biaya overhead pabrik yang dapat
dilakukan dengan rumus:
By.Overhead
yang dianggarkan : taksiran dasar pembebanan = Tarif By.Overhead
BERBAGAI RUMUS
TAMBAHAN PENGHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Selain rumus di atas, biaya overhead pabrik juga dapat
dihitung berdasarkan jenis perusahaan. Macam-macam penghitungan dasar
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk antara lain:
a. Jumlah satuan produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada
produk dan lebih cocok digunakan dalam perusahaan yang hanya memproduksi satu
jenis produk. Beban biaya overhead pabrik untuk setiap produk dihitung dengan
rumus:
Taksiran
By.OHP :
Taksiran jumlah produk yang dihasilkan = Tarif OHP per satuan
b. Biaya bahan baku
Apabila harga pokok bahan baku sebagai dasar pembebanan,
maka tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan rumus:
(Taksiran
By.OHP :
Taksiran By.Bahan baku yg dipakai ) X 100%=%OHP bahan baku
Sebagai catatan, semakin besar biaya bahan baku yang
dikeluarkan untuk mengolah produk, maka semakin besar pula biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk. Metode ini terbatas penggunaannya karena
adanya kemungkinan sebuah produk dibuat dari bahan baku dengan harga yang
mahal, sementara produk lain dibuat dari bahan yang lebih murah. Dalam kasus
seperti ini, jika pengerjaan kedua produk sama, maka produk pertama akan
menerima beban biaya overhead pabrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produk yang kedua.
c. Biaya tenaga kerja
Apabila sebagian besar elemen biaya overhead pabrik
mempunyai hubungan yang erat dengan jumlah upah tenaga kerja langsung, maka
dasar yang dipakai untuk membebankan biaya overhead pabrik adalah biaya tenaga
kerja langsung. Tarif biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus:
(Taksiran
OHP : taksiran by.Tenaga kerja langsung) X100%=%
Penting sebagai catatan, metode ini memiliki kelemahan
karena biaya overhead pabrik harus dilihat sebagai tambahan nilai produk.
Jumlah biaya tenaga kerja langsung juga dianggap meliputi upah tenaga kerja
dari berbagai tingkatan yang ada dalam perusahaan.
d. Jam tenaga kerja langsung
Apabila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan erat dengan
waktu untuk membuat produk, maka dasar yang dipakai untuk membebankan adalah
jam tenaga kerja langsung.
e. Jam mesin
Apabila biaya overhead pabrik bervariasi dengan waktu
penggunaan mesin maka dasar yang dipakai membebankan adalah jam mesin.